Kenalan dengan Reza, Profesor Riset BRIN Termuda yang Aktif Teliti Sampah di Laut

  • 12 September 2024
  • Source/s: Detik

Jakarta - Muhammad Reza Cordova menjadi profesor riset termuda di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Ia dikukuhkah pada April 2024 di usia 37 tahun.

Pria kelahiran 3 November 1986 ini sebelumnya sempat terbersit untuk mengejar gelar profesor riset termuda di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Namun, hal tersebut baru terwujud saat nama lembaganya sudah berubah menjadi BRIN.

"Sebenarnya saya punya target karena dulu sebelum ada BRIN, masuk LIPI sempat terpetik di pikiran kayaknya seru ya jadi profesor termuda di LIPI, tapi itu terjadinya pas di BRIN," kata Reza di Gedung BRIN, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (11/9/2024).

Motivasi Kuat Jadi Periset Peduli

Reza mengaku mulai tertarik dunia riset sejak tahun 2011. Fokus riset di bidang sampah pun berakar dari dirinya yang sejak SMP sudah peduli terhadap permasalahan tersebut.

"Tapi memang passion saya lebih banyak di bidang penelitian dan selalu ingin mencari tahu sesuatu, kenapa bisa seperti ini, kenapa bisa seperti itu," kata Reza.

Ia juga ingin menyalurkan hasil penelitiannya menjadi manfaat bagi masyarakat. Ia ingin pengetahuannya bisa berguna untuk menerapkan kebijakan pemerintah dan lainnya.

"Saya merasa bertanggung jawab, dikasih ilmu oleh Tuhan tapi kok gak ada manfaatnya, mungkin lebih ke arah sana sih. Kalo soal profesor riset itu bonus aja sih" katanya.

Agar hasil risetnya bisa bermanfaat dan menjadi rujukan pemerintah dalam membuat kebijakan, Reza selalu berupaya menyusunnya dalam bahasa yang sederhana.

Kiprah Karier Reza dalam Penelitian

Reza adalah pakar dalam bidang pencemaran laut dan fokus meneliti tentang itu hingga kini. Perjalanan kariernya dimulai sejak aktif sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) mulai 1 Februari 2015 di LIPI.

Kemudian menjadi peneliti Ahli Muda pada 2017-2022 dan Peneliti Ahli Utama pada 2023 di BRIN. Menurutnya, menjadi seorang peneliti adalah jalan untuknya bermanfaat bagi masyarakat.

"Peneliti juga tidak hanya melakukan penelitian tapi juga harus menyalurkan hasil penelitian ini ke dalam satu publikasi kan, tanpa ada publikasi kita tidak bisa disebut seorang peneliti," katanya.

Reza sudah banyak mengkaji berbagai isu sampah di laut mulai dari pesisir laut hingga laut dalam. Mengutip YouTube BRIN, sejauh ini Reza sudah menjalankan banyak tugas selama bekerja di BRIN, yaitu sebagai:

  1. Koordinator peneliti
  2. Kepala eksternal instansi dalam dan luar negeri:
    • MicroSeap
    • PISCES
    • Sustenna Indonesia
    • Program Magister Universitas Terbuka
    • University of Bayreuth (Jerman)
    • Remote Sensing Solutions GmbH, Centre fo Environment, Fisheries and Aquaculture Science (Inggris)
    • Brunei University London
    • University of Portsmouth
    • Alliance of International Science Organization
    • Institute of Oceanology Chinese
    • Academy of Sciences Norwegian Research Centre MADs Ocean the Ocean Clean Up

Selain itu, ia sudah menerbitkan 90 karya tulis ilmiah. Ia juga sudah punya 5 karya yang dipatenkan.

Hingga saat ini, ia juga aktif melakukan pembinaan kader ilmiah atau pembimbing mahasiswa S1-S3 di berbagai kampus. Hal tersebut ia lakukan atas posisinya yang juga merupakan Pembimbing Jabatan Fungsional Peneliti.

Riwayat Pendidikan Reza

Reza adalah sulung dari empat bersaudara dari pasangan Dr Harsono Hadisumardjo dan Prof Etty Riani. Kini ia telah menikah dengan Yayu Alitalia, SP dan dikaruniai dua orang anak.

Sebelum menjadi profesor, Reza telah menempuh pendidikan di:

  • SDN Bangka III Bogor Tahun 1998
  • SLTP Negeri IV Bogor Tahun 2001
  • SMAN 3 Bogor Tahun 2004
  • Sarjana Perikanan Tahun IPB 2008
  • Magister Ilmu Kelautan di Sekolah Pascasarjana IPB Tahun 2011
  • Doktor Bidang Ilmu Aquatic Biosciences dari Tokyo University of Agriculture Tahun 2021

Prestasi Reza di Dunia Riset

Pada tahun 2011, ia meraih penghargaan Indonesia Most Prospective Innovation dari The Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award dan Berita Satu People and Inspiration Award kategori Sains dan Teknologi (2020).

Ia juga meraih penghargaan The Future Leader LIPI Kedeputian Bidang Ilmu Kebumian dan Southeast Asian Regional Center for Graduate Study and Research in Agriculture.